Pariwisata dewasa ini adalah sebuah mega bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan diri (pleasure) dan untuk menghabiskan waktu luang (leisure). Hal ini menjadi bagian penting dalam kehidupan dan gaya hidup di negara-negara maju.Namun demikian memosisikan pariwisata sebagai bagian esensial dalam kehidupan sehari-hari merupakan fenomena yang relatif baru. Hal ini mulai terlihat sejak berakhirnya Perang Dunia II di saat mana pariwisata meledak dalam skala besar sebagai salah satu kekuatan sosial dan ekonomi (MacDonald,2004: 7)
Sesungguhnya pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, yang ditandai dengan adanya pergerakan manusia melakukan ziarah atau perjalanan agama lainnya. Namun demikian tonggak-tonggak sejarah dalam pariwisata sebagai fenomena modern dapat ditelusuri dari perjalanan Marcopolo (1254-1324) yang menjelajah Eropa, sampai Tiongkok, untuk kemudian kembali ke Vanesia, yang kemudian disusul perjalanan Pangeran Henry (194-1460), Chrisopher Colombus (1451-1506), dan Vasco de Gama (akhir abad XV), sedangkan sebagai kegiatan ekonomi, pariwisata baru berkembang pada awal abad ke-19, dan sebagai industri internasional, pariwisata dimulai tahun 1869 (Crick, 1989; Graburn dan Jafari, 1991; Pitana dan Gayatri, 2005)
Pada zaman prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah (nomadism) sehingga perjalanan yang jauh (travelling) merupakan gaya dan cara untuk bertahan hidup. Orang primitif sering melintasi tempat yang jauh untuk mencari makanan, minuman, pakaian dan iklim yang mendukung kehidupannya (Leiper, 1990:; heobald, 2005:6; MacDonald, 2004;8; dan Wang, 2000:3). Sejarah panjang dari nomaden memengaruhi pikiran manusia sehigga secara tidak sadar membuat aktivitas perjalanan (travel) secara insting menjadi perilaku yang alamiah. Seiring perjalanan waktu orang dengan sengaja melakukannya karena aktivitas tersebut menyenangkan. Di Abad 11 sampai Abad 15 dalam sejarah peradaban barat, terjadi model baru perjalanan manusia untuk melakukan ziarah ke tempat khusus untuk alasan religius.
Sesungguhnya pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, yang ditandai dengan adanya pergerakan manusia melakukan ziarah atau perjalanan agama lainnya. Namun demikian tonggak-tonggak sejarah dalam pariwisata sebagai fenomena modern dapat ditelusuri dari perjalanan Marcopolo (1254-1324) yang menjelajah Eropa, sampai Tiongkok, untuk kemudian kembali ke Vanesia, yang kemudian disusul perjalanan Pangeran Henry (194-1460), Chrisopher Colombus (1451-1506), dan Vasco de Gama (akhir abad XV), sedangkan sebagai kegiatan ekonomi, pariwisata baru berkembang pada awal abad ke-19, dan sebagai industri internasional, pariwisata dimulai tahun 1869 (Crick, 1989; Graburn dan Jafari, 1991; Pitana dan Gayatri, 2005)
Pada zaman prasejarah, manusia hidup berpindah-pindah (nomadism) sehingga perjalanan yang jauh (travelling) merupakan gaya dan cara untuk bertahan hidup. Orang primitif sering melintasi tempat yang jauh untuk mencari makanan, minuman, pakaian dan iklim yang mendukung kehidupannya (Leiper, 1990:; heobald, 2005:6; MacDonald, 2004;8; dan Wang, 2000:3). Sejarah panjang dari nomaden memengaruhi pikiran manusia sehigga secara tidak sadar membuat aktivitas perjalanan (travel) secara insting menjadi perilaku yang alamiah. Seiring perjalanan waktu orang dengan sengaja melakukannya karena aktivitas tersebut menyenangkan. Di Abad 11 sampai Abad 15 dalam sejarah peradaban barat, terjadi model baru perjalanan manusia untuk melakukan ziarah ke tempat khusus untuk alasan religius.
BERSAMBUNG ………………………………………