Beberapa hari yang lalu ada seorang kawan berkata demikian kepada saya: “Apa sih gunanya kau kuliah? ngabisin duit dan waktu aja, nyatanya setelah tamat nanti toh kau susah dapat kerjaan juga. Lihat saja tiap tahunnya ribuan sarjana diwisuda,padahal lowongan kerja yang tersedia hanya sedikit”. Kata-kata inilah yang diutarakan kawan saya itu kepada saya. Kawan saya itu memang tidak anak kuliahan seperti saya tetapi kawan itu setelah tamat SMA memilih menjadi petani di kampung dan 2 tahun kemudian dia menikah.
Dari perkataan kawan saya tadi, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak anggapan masyarakat, bahwa kuliah itu hanya untuk mencari gelar dan kerja. Kuliah itu Hanya sebagai formalitas agar mudah dapat kerja di instansi pemerintah maupun swasta. Ketika banyak orang berbicara seperti itu, hati saya seperti berdegup, berusaha berkata lain, bahwa bukan seperti itulah seharusnya tujuan kita kuliah. Jika pekerjaan dijadikan niat atau alasan mendasar memilih untuk kuliah,saya merasa seakan-akan ilmu yang kita cari hanya berorientasi pada pekerjaan yang berujung materi semata.
Saya berkeyakinan anggapan-anggapan masyarakat bahwa tujuan kuliah itu hanya untuk mudah dapat kerja, anggapan-anggapan inilah yang menjadi penyebab banyaknya isu – isu jual beli ijazah secara “instan” yang marak diperbincangkan di berbagai media massa. mereka bisa membeli ijazah dengan permintaan gelar yang dipilih dengan harga yang tinggi. Dan tidak harus menghadiri kuliah secara intensif, mereka bisa lulus juga dengan nilai yang bagus. Hal ini didasari karena banyak permintaan instansi pemerintah maupun swasta membuka lapangan pekerjaan dengan persyaratan lulusan sarjana. Untuk kenaikan pangkat atau jabatan saja juga membutuhkan lulusan gelar magister atau apapun.
Tujuan Mahasiswa Kuliah
Mahasiswa merupakan maha pencari ilmu dan dituntut untuk mengabdi kepada masyarakat untuk mengaplikasikan ilmunya di lingkungan masyarakat. Inilah merupakan hakikat kuliah yang sebenarnya. Perlu disadari saja, tujuan kuliah adalah bukan hanya untuk mencari pekerjaan ataupun mencari gelar yang bergengsi. Tetapi, disini kita dituntut untuk lebih aktif dalam mengamalkan ilmunya ke dunia masyarakat. Karena di dalam dunia masyarakat, mahasiswa merupakan motor yang berperan aktif dalam menghidupkan kegiatan di lingkungan masyarakat. Mahasiswa juga dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang berintelektual dan bermoral.
Ironisnya, anggapan seperti itu hilang di mata masyarakat. Anggapan masyarakat saat ini adalah kuliah itu sebagai formalitas untuk mencari pekerjaan. Di zaman sekarang juga banyak mahasiswa (mungkin termasuk saya sendiri) yang membuang ilmu pengetahuan yang sebenarnya bisa banyak kita dapatkan. Kita melewati hari-hari kita dengan kegiatan yang tidak menambah ilmu pengetahuan. Mahasiswa banyak yang bermain-main di kos-kosan atau di rumahnya dibanding menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan membaca buku.
Sehingga kita menjadi mahasiswa yang hanya sekedar kuliah, mengerjakan tugas dan lulus, sehingga selama kita kuliah, ilmu yang didapat tidak bermanfaat. Sehingga Tidak dipungkiri, mahasiswa seperti inilah yang setelah lulus kuliah akhirnya menjadi pengangguran juga. Ada juga yang bekerja, tetapi tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya.
Hal yang seharusnya dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa di kos atau rumah kita setelah pulang dari kampus adalah menambah pengetahuan terhadap materi yang telah diajarkan di kampus. Misalnya, jika di kampus dosen mengajarkan materi kuliah study kelayakan bsinis, maka setelah kelas tersebut, kita sebagai mahasiswa hendaknya mencari literatur-literatur lain yang menyangkut materi kuliahnya.
Seharusnya itulah yang harus dilakukan oleh kita sebagai mahasiswa. Tapi tidak banyak dari kita yang mendalami bidang keilmuan / jurusannya. Kita malah cenderung main game, main gitar, nonton film di komputer / laptop, nonton televisi (yang acaranya cinta-cintaan mulu atau musik-musikan mulu), ngegosip, dan lain-lainnya. Kita sering melakukan kegiatan yang tidak menunjang kita untuk menjadi ahli di bidang keilmuan kita. Bahkan pengetahuan yang seharusnya kita dapat dari dosen di kelas, tidak kita dengarkan, malah menggosip dengan teman sebelah. Betul-betul tidak berkualitas. Pantas saja sarjana di Indonesia banyak yang menganggur. Kita tidak memanfaatkan waktu-waktu di perkuliahan untuk mendalami bidang keilmuan kita.
Dan pada akhirnya, seperti kata orang bijak: “semua adalah pilihan“. Semua ada plus dan minusnya sendiri. Semua kembali ke diri kita, bagaimana memilih jalan yang sesuai dengan hati nurani. Tetapi alangkah baiknya perlu kita sadari bahwa tujuan utama kita untuk kuliah adalah mencari ilmu dengan ikhlas dan sungguh – sungguh. Bukan untuk mencari titel atau gelar yang bergengsi ataupun mencari pekerjaan. apapun yang kita peroleh, mudah-mudahan ilmu tersebut akan bermanfaat selamanya.
By: Suryono B Siringo-ringo di Kompasiana
sebagai mahasiswa harus lebih kritis dalam menghadapi berbagai permasalahan… karana generasi yang baik ada pada tanganya