kerja dan kuliahKonsep “belajar seumur hidup” rupanya telah merasuk ke sanubari banyak orang. Alhasil, banyak sahabat yang kuliah nyambi bekerja. Dimulai dengan menjalani kuliah terlebih dahulu, dan dalam perjalanan studi, yang bersangkutan memutuskan untuk nyambi bekerja juga. Beragam pertimbangannya. Salah satunya untuk mengatasi masalah biaya studi yang mesti ditanggung. Dengan bekerja, diharapkan ada biaya untuk menopang perkuliahan.

Di samping itu, ada juga yang bekerja terlebih dahulu. Setelah bekerja beberapa lama, barulah yang bersangkutan melanjutkan studinya. Jadi, bekerja sambil kuliah. Alasannya, diperlukan bekal yang cukup untuk memulai dan menjalani perkuliahan. “Saya kumpulkan bekal dulu, setelah itu baru kuliah. Bayar awalnya lumayan mahal sih,” begitu antara lain argumennya. Apa pun alasannya, yang penting, kedua kegiatan ini bisa dijalani dengan sebaik-baiknya.

Mereka yang kuliah sambil kerja atau sebaliknya, tentu harus pandai dalam hal-hal berikut ini. Pertama, pintar mengatur waktu. Waktu istirahat pasti akan jauh berkurang oleh dua kegiatan ini. Begitu datang dari bekerja, orang harus sudah bersiap-siap berangkat ke kampus. Setelah keluar dari kampus pun, mesti mengerjakan tugas membuat makalah dan presentasi yang harus dikumpulkan keesokan harinya. Berat memang. Tapi, kalau dijalani dengan tekun dan penuh komitmen, so pasti bisa. Kedisiplinan dan kepiawaian membagi waktu adalah kuncinya.

Kedua, berani bekerja keras. Kalau dua kegiatan ini dilakukan, tentu waktu istirahat menjadi sangat sempit. Waktu yang tersedia nyaris habis untuk kedua kegiatan ini. Pertanyaannya: relakah kita menjalani semua itu tanpa mengeluh? Kalau siap, monggo. Jika tidak siap untuk bekerja keras dan di bawah tekanan waktu, sebaiknya urungkan saja daripada berhenti di tengah jalan. Seharusnya tidak sampai salah satu dari keduanya dikorbankan. Yang dikorbankan adalah waktu kita. Waktu yang tadinya untuk istirahat, kini tersita untuk belajar.

Hanya, jangan pernah memilih kuliah di ‘perguruan tinggi abal-abal’, lembaga pendidikan yang tidak jelas statusnya. Pelajari dengan cermat sebelum memutuskan untuk memilih perguruan tinggi tertentu. Pilihlah yang terakreditasi. Belajarlah dengan sungguh-sungguh. Perkuat tekad untuk menjadi mahasiswa yang baik dan berhasil. Ikuti proses pendidikan sebagaimana seharusnya, jauhi pola-pola instant. Jangan pernah membohongi diri sendiri dengan sekadar berburu embel-embel gelar sarjana. Berjuanglah menjadi sarjana yang bisa mempertanggungjawabkan kesarjanaan kelak (walaupun kita tahu banyak hal yang belum kita pelajari). Jangan sampai nanti jadi ledekan teman-teman: “Katanya sarjana, kok seperti itu…”

Manfaat yang bisa dipetik dari keberhasilan kuliah sambil kerja adalah ini: cermat membagi waktu (menghargai waktu), disiplin dalam mengerjakan tugas, ilmu bertambah dalam dan luas, menemukan korelasi antara praktik dengan teori, pergaulan bertambah luas, (dengan harapan) karier yang membaik, serta rejeki kian bertambah.

Nah, para sahabat yang pernah/sedang kuliah sambil kerja tentu punya pengalaman untuk dibagikan di sini. Silakan.

By I Ketut Suweca di Kompasiana

0 Replies to “Kuliah Sambil Kerja, Mengapa Tidak?”

  1. kuatin tekad ..dan yakin bisa .pasti ada jalan……………..bukti nya saya lulus juga………..best graduate technique of computer malah…………..a aa a padahal harus bagi waktu di kerjaan……… a aa a a a

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *