Ekonomi adalah perbincangan yang tak pernah mati. Setiap detilnya memunculkan dinamika yang tak saklek berhentidi satu kesimpulan. Demikian pula soal inflasi. Kenaikan harga, punya dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Saat sebagian orang mendapatkan keuntungan, di sisi lain bisa jadi ada orang yang keberatan. Pemenuhan pasokan atas nama tuntutan permintaan, tak pelak bukan lagi semata urusan dagang. Butuh pemahaman dan strategi untuk memberi sudut pandang tepat bagi inflasi. Pada satu saat, inflasi dianggap sebagai indikator bahwa aktivitas ekonomi berjalan dengan penuh semangat. Toh, ketika ekonomi berputar, banyak orang senang, lapangan pekerjaan pun akan terbentang. Namun, di satu saat yang lain, inflasi ternyata dianggap tak lebih dari kenaikan harga yang mencekik keuangan. Kadang-kadang faktor penyebabnya pun tak terduga. Sebut saja cabai, bawang, atau kedelai. Kebijakan yang diterapkan untuk menyatakan inflasi ini bermanfaat atau tidak bagi rakyat, juga tak gampang ditunjuk. Bahwa kita masih butuh perputaran cepat perekonomian untuk mendongkrak percepatan pembangunan, tak bisa dipungkiri. Tapi, menjaga agar kantong-kantong tak menjadi bolong, juga tetap sebuah persoalan. Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi harus selalu dijaga. Jangan sampai menjadi sekadar data dan angka di atas kertas yang memperlebar jurang kesenjangan alih-alih menyejahterakan,,,, KLIK DISINI