Memasuki 2013, fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi isu kuat di sektor ekonomi. Di tengah situasi ekonomi global yang belum pulih dari situasi lesu, Indonesia masih menikmati kue rezeki atas nama emerging country yang menjadi tujuan investasi. Namun, defisit neraca pembayaran sepanjang 2012 cukup untuk menjadi alasan yang seharusnya membuat kita kembali menata langkah. Barangkali harus ada lompatan yang lebih bijak menyikapi situasi ekonomi global. Pengelolaan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki juga menjadi tantangan tiada henti untuk mendapatkan hasil paling optimal untuk ibu pertiwi. Tentu saja, tanpa ada perubahan sudut pandang dan pemahaman atas segala variabel yang bisa menentukan masa depan,,,,, Klik Disini
Posted inUncategorized
Nilai Mata Uang
Saya seorang dosen tetap yayasan pada Yayasan Pendidikan Fajar Enesce Surabaya yang ditempatkan di Politeknik NSC Surabaya sebagai dosen tetap program studi diploma 3 administrasi bisnis. Mata kuliah yang pernah saya ajar yaitu manajemen pemasaran, pengetahuan bisnis, kewirausahaan, kearsipan digital, administrasi perbankan, ekspor impor, dan interpersonal skill
Post navigation
Previous Post
Hans Hoogervorst delivers speech entitled “IFRS and Indonesian Accounting Standards 2013 and Beyond”
Next Post
BERBAGAI MACAM MINUMAN