Belajar sebagai Gaya Hidup Mahasiswa

KampusKondisi masyarakat terus bergerak maju, teknologi semakin berkembang, dan pastinya kehidupan pun turut mengimbangi kemajuan tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi, secara otomatis, ikut mengubah gaya hidup.

Anak muda sebagai bagian dari masyarakat sudah tentu tak luput berkontribusi di dalam perubahan-perubahan tadi. Kelompok anak muda saling berhubungan, mereka bersosialisasi, baik dengan lingkungan maupun bersama komunitasnya. Mereka juga bergerak dengan mobilitas tinggi.

Anak muda, dengan gaya hidupnya, menggerakkan pasar gaya hidup dengan sangat hebat. Dari cara mereka berpakaian, makanan dan minuman yang mereka santap, aktivitasnya sangat beragam, teknologi yang digunakan, dan tentunya cara mereka berkomunikasi, semuanya sangat hebat. Di sisi lainnya, anak muda dengan perubahan luar biasa ini adalah sebagian kelompok yang juga tengah menikmati pendidikan, yakni para mahasiswa di perguruan tinggi.

Eden Dahlstrom, seorang analis peneliti senior dari Educase Center for Applied Research (2012), mengatakan, “Teknologi telah menjadi bagian penting dari lingkungan belajar siswa”.

“Update” Ilmu Sambil Mengejar Karier

karirIlmu menjadi bekal bagi siapa pun untuk meningkatkan kualitas dirinya. Termasuk kalangan profesional atau pekerja yang perlu memperkaya wawasan untuk menambah kompetensinya. Bekerja sambil kuliah pun menjadi pilihan, demi update ilmu, bukan semata mengejar gelar.

Namun, keinginan update ilmu ini kerapkali terkendala lantaran kalangan profesional atau eksekutif muda, tak punya cukup waktu menuntut ilmu. Fleksibilitas waktu kuliah menjadi kebutuhan utama, selain biaya pendidikan yang meringankan pengeluaran kalangan pekerja.

Metode open distance learning, belajar secara online, virtual learning menjadi solusi untuk update ilmu ini. Kalangan pekerja bisa memenuhi kebutuhannya untuk memperkaya diri dengan ilmu, melalui metode ini.

Internet akan gantikan sistem pendidikan non-formal?

internetSebelumnya, kekhawatiran mengenai internet yang akan menggantikan posisi guru telah muncul. Internet dinilai membawa dampak negatif karena kecenderungan siswa yang mencari bahan pelajaran melalui internet secara buta, tanpa memperhatikan sisi reliabilitas dari data tersebut.

Namun, di balik kekhawatiran tersebut, rupanya internet juga membawa dampak positif pada beberapa sisi dalam bidang pengajaran. Internet bisa memberikan pengajaran mengenai kemampuan tertentu, seperti memasak, bermain musik, belajar bahasa asing, dan skill lain pada siapa saja yang bisa menjangkaunya.

Kesempatan untuk belajar berbagai hal tambahan di luar pendidikan formal ini diberikan internet secara gratis dan dekat bagi mereka yang bisa mengaksesnya. Mempelajari bahasa asing, memasak, atau musik yang biasanya membutuhkan tambahan waktu dan uang kini bisa didapatkan dengan mudah.

“Aku tinggal di kota kecil dan tak ada tempat untuk belajar bahasa asing. Padahal aku sangat ingin sekali belajar bahasa Jerman. Kemudian aku menemukan situs yang hebat di internet. Situs itu memberikan pembelajaran bahasa Jerman melalui permainan, dan aku bisa mengikutinya dengan mudah. Sekarang aku bisa berbicara sedikit bahasa Jerman,” ungkap Sabita Chandran, yang mengaku mendapatkan banyak pelajaran melalui internet.