Mahasiswa Prodi Manajemen Pemasaran Internasional Politeknik NSC Surabaya melakukan kunjungan ke Batu Urban Farming untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam pemasaran produk tanaman Hidroponik. Pada kunjungan kali ini diikuti oleh 22 mahasiswa, 2 dosen pembimbing dan Kaprodi MPI Politeknik NSC. Pemilik Batu Urban Bapak Moh. Nurkholis menyambut kedatangan mahasiswa Politeknik NSC didampingi oleh beberapa mahasiswa Magang dari Kabupaten Gowa. Acara kunjungan industri yang dilakukan sore hari, disambut oleh sejuknya udara kota batu yang begitu dingin. Sambutan dari dosen pembimbing dan Kaprodi Ibu Nina Triolita, S.E,.M.M. menjadi pembuka acara kunjungan industri. Adapun suguhan jus sayur sehat juga memberikan semangat bagi para peserta yang hadir.
Perkembangan bisnis hidroponik telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Kebutuhan bahan makanan pokok sebagai salah satu kebutuhan utama masyarakat Indonesia memberikan inovasi dalam mengembangkan budidaya pertanian yang berkelanjutan. Dengan memajukan sistem penanaman hidroponik memberikan motivasi bagi masyarakat semakin sadar akan pentingnya konsumsi makanan yang sehat dan berkelanjutan. Hidroponik menjadi pilihan yang menarik karena produknya diketahui lebih bersih, bebas pestisida, dan menghasilkan hasil panen yang konsisten. Ini telah mendorong permintaan yang lebih besar untuk produk hidroponik, menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan. Pemerintah dan inisiatif swasta di banyak negara telah memberikan dukungan bagi pengembangan bisnis hidroponik. Ini termasuk penyediaan dana, pelatihan, infrastruktur, dan insentif lainnya untuk mendorong pertumbuhan sektor ini. Dukungan semacam ini telah mempercepat perkembangan bisnis hidroponik.
Bisnis hidroponik telah mengalami diversifikasi produk dan pasar. Selain sayuran hijau, seperti selada dan bayam, hidroponik juga digunakan untuk menumbuhkan berbagai tanaman seperti tomat, stroberi, cabai, dan bahkan bunga potong. Peluang pasar juga telah berkembang di berbagai sektor, termasuk restoran, hotel, pasar swalayan, serta penjualan langsung ke konsumen melalui toko online dan pengecer lokal. Permintaan produk hidroponik yang berkualitas tinggi juga meningkat di pasar ekspor. Banyak negara, terutama yang memiliki iklim atau lahan yang tidak menguntungkan untuk pertanian tradisional, mengimpor produk hidroponik. Ini membuka peluang bisnis baru untuk eksportir produk hidroponik yang mampu memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan yang tinggi.
Batu Urban Farming merupakan salah satu budidaya tanaman hidroponik di Kota Batu. Bapak Moh. Nurkholis sebagai pemilik dari Batu Urban Farming yang juga terpilih sebagai Duta Petani Milenial di Kementerian Pertanian dari Kota Batu memberikan beragam pengetahuan terkait pengalaman dalam memasarkan produk tanaman hidroponik. Urban farming, merujuk pada praktik bercocok tanam tanaman dan ternak di dalam atau di sekitar area perkotaan. Ini merupakan respons terhadap keterbatasan ruang, kebutuhan akan pangan lokal, dan keinginan untuk meningkatkan keterhubungan manusia dengan alam di lingkungan perkotaan. Adapun budidaya Urban Farming ini merujuk pada beberapa hal diantaranya :
Penggunaan Ruang Terbatas: Urban farming berkaitan dengan memanfaatkan ruang yang terbatas di kota, seperti halaman belakang, atap bangunan, taman vertikal, atau ruang komunitas, untuk menanam tanaman. Dalam situasi di mana lahan terbatas atau mahal, urban farming memungkinkan produksi pangan lokal dan pemenuhan kebutuhan pangan di dekat tempat tinggal.
Metode Pertanian Inovatif: Urban farming melibatkan penggunaan metode pertanian inovatif yang mengoptimalkan ruang terbatas. Contohnya termasuk hidroponik (tanpa tanah) dan aeroponik (pertumbuhan tanaman di udara), yang memanfaatkan air dan nutrisi yang disuplai secara terkontrol. Selain itu, juga ada taman vertikal, wadah bertanam, dan sistem akuaponik (kombinasi pertanian dan akuakultur) yang digunakan dalam urban farming.
Peningkatan Ketersediaan Pangan Lokal: Salah satu tujuan utama urban farming adalah meningkatkan ketersediaan pangan lokal di perkotaan. Dengan memproduksi makanan secara lokal, urban farming membantu mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari jarak jauh, mengurangi jejak karbon transportasi, dan memastikan keberlanjutan pasokan pangan di komunitas perkotaan.
Manfaat Lingkungan: Urban farming juga memberikan manfaat lingkungan. Tanaman yang ditanam di area perkotaan membantu mengurangi polusi udara dan penyerapan karbon dioksida. Selain itu, urban farming juga dapat meningkatkan kualitas udara dan menyerap polutan di lingkungan perkotaan yang padat.
Kegiatan Sosial dan Edukasi: Urban farming dapat menjadi kegiatan sosial yang melibatkan komunitas lokal. Melalui kebun komunitas, pertukaran pengetahuan, dan program edukasi, urban farming dapat membangun hubungan antara anggota komunitas, meningkatkan kesadaran akan pangan lokal dan keberlanjutan, serta mendorong kemandirian pangan.
Peningkatan Kualitas Hidup: Urban farming juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup di perkotaan. Melalui kehadiran hijau dan kegiatan berkebun, urban farming dapat meningkatkan kualitas estetika lingkungan perkotaan, mengurangi stres, dan menciptakan ruang yang nyaman dan sehat bagi penduduk kota.
Potensi Ekonomi: Urban farming juga memiliki potensi ekonomi dengan menghasilkan produk pertanian yang dapat dijual secara lokal. Ini dapat memberikan peluang ekonomi bagi para petani lokal untuk dapat meningkatkan ekonomi melalui budidaya pertanian.
Kegiatan kunjungan industri ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam pemasaran pada bisnis budidaya tanaman hidroponik. Politkenik NSC Surabaya sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi di Kota Surabaya diharapkan dapat mencetak para lulusan menjadi wirausaha baru dalam berbagai lingkup bisnis guna menunjang ekonomi bangsa Indonesia.
Author : Nina Triolita, S.E., M.M.