Karena perusahaan akuntansi semakin banyak beroperasi di lingkungan jarak jauh, mereka menghadapi risiko keamanan siber yang lebih tinggi, yang memerlukan perhatian segera dan strategi yang kuat untuk menanganinya.
Meningkatnya Risiko Keamanan Siber
Pelanggaran Data dan Serangan Siber
Akuntan sangat menarik bagi penjahat dunia maya karena mereka mengelola data keuangan yang sensitif. Kerentanan ini telah diperburuk oleh pekerjaan jarak jauh karena karyawan sering mengakses data dari perangkat pribadi atau jaringan yang tidak aman, yang meningkatkan kemungkinan pelanggaran data dan akses yang tidak sah.
Jaringan Rumah yang Tidak Aman
Banyak pekerja yang bekerja dari rumah menggunakan jaringan rumah yang tidak memiliki langkah-langkah keamanan yang kuat seperti yang ada di tempat kerja. Router yang rusak dan kata sandi yang lemah adalah masalah umum. Peretas dapat dengan mudah menyadap komunikasi atau mendapatkan akses ke sistem perusahaan.
Tantangan BYOD (Bring Your Own Device)
Praktik menggunakan perangkat pribadi untuk bekerja (BYOD) membawa tantangan keamanan tambahan. Perangkat pribadi mungkin tidak memiliki konfigurasi keamanan yang sama dengan perangkat perusahaan, sehingga lebih rentan terhadap malware dan serangan siber. Kombinasi data profesional dan pribadi ini membuat upaya untuk melindungi data sensitif bisnis lebih sulit.
Ancaman Khusus
Serangan Phishing
Phishing masih menjadi salah satu bahaya yang paling umum saat bekerja dari jarak jauh. Email palsu biasanya dikirim oleh penyerang untuk mengelabui karyawan agar mengungkapkan data pribadi atau mengunduh perangkat lunak berbahaya. Hampir 80 persen pelanggaran keamanan pada tahun 2023 berasal dari serangan phishing.
Ancaman Ransomware
Serangan ransomware dapat mengganggu operasi secara signifikan dengan mengunci data penting hingga pembayaran tebusan dilakukan. Situasi seperti itu dapat menyebabkan kerugian finansial besar dan reputasi perusahaan akuntansi rusak.
Tantangan Kepatuhan
Pekerjaan dari jarak jauh membuat kepatuhan menjadi sulit, terutama bagi akuntan yang bekerja dari berbagai yurisdiksi. Kompleksitas ini meningkatkan kemungkinan ketidakpatuhan, yang dapat menyebabkan denda besar dan konsekuensi hukum lainnya.
Strategi Mitigasi
Untuk mengatasi tantangan ini secara efektif, firma akuntansi harus menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang komprehensif:
Autentikasi Multi-Faktor (MFA)
Mekanisme multi-faktor autentikasi (MFA) menambahkan lapisan keamanan yang sangat penting dengan mengharuskan prosedur verifikasi tambahan sebelum memberikan akses ke sistem sensitif.
Pelatihan Reguler
Pelatihan terus-menerus tentang praktik terbaik keamanan siber membantu karyawan mengidentifikasi ancaman potensial dan memahami cara merespons dengan tepat.
Kebijakan TI yang Kuat
Dengan menerapkan kebijakan Bring Your Own Device (BYOD) yang ketat dan memastikan bahwa semua perangkat yang digunakan untuk bekerja memenuhi standar keamanan, kerentanan dapat dikurangi secara signifikan.
Alat Komunikasi yang Aman
Tim yang bekerja dari jarak jauh dapat melindungi data sensitif dengan menggunakan platform komunikasi terenkripsi.
Akuntansi dapat secara proaktif mengatasi masalah keamanan ini untuk melindungi operasi mereka sendiri dan kepercayaan klien mereka. Ini akan melindungi data keuangan sensitif di dunia yang semakin digital.