Dalam menyusun system akuntansi perbankan kita harus mengetahui lebih dahului seluruh kegiatan bank ,informasi apa saja yang diperlukan,teknik-teknik pengolahan data yang digunakan,pihak-piahk mana yang memerlukan informasi, proses dan prosedur pengolahan data dan pengawasannya dapat dihasilkan informasi keuangan bank yang akurat , efektif, dan efisien serta memenuhi harapan semua pihak, baik manejemen, pemilik, pemerintah/pengawas bank maupun masyarakat pengguna jasa bank.
            Atas dasar hal tersebut diatas, maka untuk usaha industri perbankan perlu dirancang dan disusun system akuntansi perbankan yang baik dapat mengakomodasi semua kepentingan tersebut, sehingga ikatan akuntansi Indonesia(IAI) bekerjasama dengan bank Indonesia mengeluarkan standar akuntansi yang khusus mengatur usaha perbankan yakni diterbitkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 30 pada tanggal 7 september 1994.
            Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah.dalam hal bank memiliki aktiva, kewajiban dan komitmen serta kontijensi dalam valuta asing, semua itu harus dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal laporan. Modal yang disetor dalam valuta asing perlu dijabarkan dengan menggunakan konversi bank Indonesia pada saat modal tersebut disetor.
1.         Laporan keuangan bank.
            Bentuk pertanggung-jawaban pemimpin perusahaan adalah berupa ikhtisar keuangan yang biasanya terdiri dari neraca, perhitungan laba/rugi, laba ditahan, perubahan posisi keuangan .Laporan kuangan perusahaan bank sama saja dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.Neraca bank memperlihatkan gambaran posisi keuangan suatu bank pada suatu saat tertentu.Ikhitisar laba/rugi memperlihatkan kegiatan operasional suatu bank selama suatu periode tertentu.Ikhtisar peerubahaan posisi keuangan memperlihatkan dari mana saja pendanaan bank dan ke mana saja dana yang telah diserapnya disalurkan.Laporan perubahan posisi keuangan ini disusun dari neraca pada dua periode(tanggal) dan ikhitisar laba rugi selama periode yang dilaporkan.
            Ketiga jenis laporan keuangan tersebut merupakan laporan keuangan yang diwajibkan oleh prinsip akuntansi sehinggah seluruh pihak yang berkepentingan dengan bank dapat mengetahui profit keuangan bank yang bersangkutan. Neraca bank memberikan gambaran tentang posisi kekuatan bank sekaligus memperlihatkan arah bisnis yang sedang ditempuh oleh bank yang bersangkutan. Ikhtisar laba-rugi memperlihatkan kemampuan manejemen bank dalam menciptakan pendapatan dari aktiva yang dimiliki bank bersangkutan. Ikhitisar ini juga memperlhatkan efisiensi pengeluaran biaya, baik dana overhead maupun personalia, yang telah dikeluarkan oleh bank. Akhirnya, ikhtisar perubahan posisi keuangan memperlihatkan keefiktifan manajemen dalam menyerap dana dan menyalurkanya.(profesionalisme manajemen).
2.         Hubungan di antara Laporan keuangan
            Untuk lebih jelasnya, hubungan antara ketiga laporan keuangan bank dapat dijabarkan pada bagan. Penyajian ikhitisar keuangan dan catatan mengenai ikhtisar keuangan harus memenuhi syarat penyajian yang layak sesuai dengan prinsip akkuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten dalam tahun berlaku atau tahun-tahun sebelumnya.penyajian yang layak berarti tidak boleh ada kesalahan yang material dalam penyajian angka-angka dan segala informasi yang penting seharusnya disajikan agar tidak menyesatkan.Ikhtisar dan catatan mengenai ikhtisar keuangan harus diperiksa (diaudit) oleh akuntan public mengenai kelayakan penyajiannya supaya sesuai dengan standard  akuntansi keuangan (SAK) yang diterapkan secara konsisten.
            Semua transaksi antara pihak bank dengan para nasabahnya yang sifatnya bersyarat (kontijensi) harus diungkapkan.Menurut prinsip akuntansi, transaksi bersyarat yang jumlahnya cukup mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruan harus diungkapkan dalam laporan keuangan, yang biasanya disajikan dalam bentuk catatan kaki (footnote)
 
                         Arus dana pada Neraca, Ikhtisar L/R, dan Ikhtisar perubahan posisi keuangan
Rekening administrative adalah rekenig (akun) yang digunakan untuk mencatat transaksi komitmen dan kontijensi dan dicatat secara single entry. Tujuan pencatatan transaksi komitmen dan kontijensi secara single entry ini untuk mengetahui besarnya sisa kewajiban atau tagihan bank kepada nasabahnya agar tidak terlupakan bahwa ada kewajiban dan tagihan yang masih harus diselesaikan dan harus dilaporkan dalam laporan komitmen dan kontijensi yang terpisah dari neraca.
3. Sistematika Akun Bank
            Penyusunan sistematika akun bank dimaksudkan sebagai serana memberikan informasi dan pedoman pelaksaan tugas pengolahan data yang berfungsi pula memberikan penjalasan secara singkat dan jelas atas struktur, nama dan hubungan dalam system akun yang digunakan, deskripsi penggunaan setiap pos dalam system akun sehinga diperoleh pengertian dan pemahaman yang seragam oleh semua pihak.
a. Prinsip dan Karakteristik Sistematika Akun Bank
            Sistematika akun bank disusun dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan IBI dalam bukunya. sistem Akuntansi perbankan Indonesia
1) Sistem penomoran menggunakan angka sebanyak digit yang diperlukan
            a.Digit pertama: rubric akun.
            b.Digit kedua: identifikasi jenis valuta; Rupiah=0 valuta asing =1.
            c.Digit ketiga:grup akun.
            d.Digit keempat:sub grup akun.
            e.Digit kelima dan seterusnya adalah rincian atau nama akun individual.
2) Aturan Struktur Akun
            a. Urutan klasifikasi aktiva disusun dengan memperhatikan sifat likuiditas aktiva, aktiva yang lebih 
            likuid diletakkan pada urutan yang lebih atas.
b. Urutan klasifikasi kewajiban disusun dengan memperhatikan sifat kegiatan bank dan urutan jatuh tempo kewajiban, sehingga akun sehubungan dengan dana masyarakat diletakkan pada urutan-urutan teratas untuk kemudian diikuti dengan akun kewajiban lainnya sesuai sifat jatuh temponya.
c. Akun-akun pendapatan, beban, komitmen dan kontijensi masing-masing dikelompokkan tersendiri guna memberikan informasi yang lebih lengkap.
       Banyaknya digit  dapat disesuaiakan dengan kebutuhan bank bersanngkutan.hal yang patut diingat adalah bahwa semakin banyak digit yang diperlukan akan memerlukan ruang atau space yang semakin besar dalam memori computer maupun arsipnya.Namun demikian, penomoran dengan komputerisasi ini mutlak diperlukan dalam akuntansi perbankan.
a. Pengelompokan Akun untuk Industri Bank.
Menurut IBI dalam Sistem Akuntansi Perbankan Indonesia,pengelompokan akun sebagai berikut:
1)      Akun aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari sumber daya tersebut manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,berupa kas atau setara kas kepada perusahaan
2)  Akun Kewajiban
    Kewajiban adalah utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3) Akun Ekuitas
     
     Ekuitas adalah hak residual atas aktiva peusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Meskipun didefinisikan sebagai residual, ekuitas dapat disubklafikasikan menjadi setoran modal oleh para pemegang ssaham, saldo laba, dan penyisihan para pemegang saham, saldo laba, dan penyisihan saldo laba yang masing-masing dijadikan secara terpisah.
4) Akun penghasilan
    Akun penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akumtansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
      Defisit penghasilan meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty, dan sewa.
     Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghaasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada kakekatnya tidak berbeda dengan pendapatan.
5)  Akun penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
     Aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efek (surat berharga) (repo = repurchasing),aktivitas derevatif, tagihan akseptasi, penepatan dana pada bank lain dan penyertaan.
   Penyisihan penghapusan aktiva produktif adalah cadangan penghapusan aktiva yang menghasilkan pendaptan. Penyisihan tersebut dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul sehubungan dengan penanaman dana ke dalam aktiva produktif, baik dalam rupiah maupun valuta asing.
6) Akun beban
      Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau beerkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
7) Akun Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
      Akun yang disusutkan misalnya, gedung, kendaraan, perabot kantor,dll.
8) Akun komitmen
      Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.Akun komitmen timbul Karena adanya transaksi yang berupa komitmen tersebut.
9) Akun kontijensi
      Kontijensi adalah suatu kondisi atau situasi, dengan hasil akhir berupa keuntungan atau kerugian, yang baru dapat dikomfirmasikan setelah terjadinya satu atau lebih peristiwa. Akun kontijensi adalah akun yang timbul karena adanya transaksi tersebut.
      Akun komitmen dan kontijensi merupakan pos administratif yang disusun secara single entry dan belum berpengaruh terhadap laporan keuangan pada tanggal neraca, sehingga dilaporkan secara terpisah pada laporan komitmen dan kontijensi.

Sumber : Bastian, Indra dan Suharjono, 2006. Akuntansi Perbankan, Edisi Pertama,. Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

3 Replies to “Sistem Akuntansi di Perbankan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *