Strategi Keuangan dalam Menciptakan Nilai

Suatu aktivitas bisnis dilaksanakan akan membutuhkan modal, penggunaan modal tersebut tentunya menanggung biaya, yaitu biaya modal. Biaya modal adalah salah satu bagian yang harus diperhitungkan dalam menghitung economic value added. Seperti halnya dengan biaya yang lain, manajemen seharusnya meminimkan biaya dalam usaha memakmurkan pemegang saham, tanpa mengorbankan misi bisnis utama perusahaan. Penggunaan modal yang efisien bearti penggunaan aktiva yang sedikit, yang pada akhirnya mengurangi biaya modal yang akan meningkatkan EVA perusahaan. Hal inilah yang merupakan esensi dari strategi keuangan korporasi yaitu mencari alternatif keuangan yang meminimkan biaya modal, dengan demikian memaksimalkan EVA (Young and O’Byrne, 2001). Pembahaan biaya modal sangat erat kaitannya dengan struktur modal, seberapa besar jumlah komposisi sumber modal atau pendanaan bagi perusahaan. Komposisi ini akan menentukan seberapa besar biaya modal yang tepat bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu rancangan struktur modal dari berbagai alternatif pembiayaan.

Menurut Young and O’Byrne (2001) dalam merancang struktur modal, ada beberapa susunan alternatif pembiayaan :
1. Utang Jangka Pendek (pinjaman bank atau instrumen pasar modal)
2. Utang Jangka panjang (obligasi atau pinjaman bank)
3. Laba ditahan
4. Penerbitan ekuitas baru
5. Saham yang dapat di konversi
6. Saham istimewa
7. Jaminan

Modligiani dan Miller (young and O’Byrne, 2001) membuktikan dalam dunia yang tanpa pajak dan biaya kebangkrutan, pembiayaan aktiva tidak menjadi persoalan. Setiap peningkatan leverage tidak akan mempengaruhi biaya modal. Saling menggantikan antara pembiayaan utang dan ekuitas, apabila ekuitas yang mahal akan digantikan dengan utang yang lebih murah, sehingga meningkatnya ekuitas yang tetap dalam struktur modal. Dengan demikian nilai perusahaan tidak tergantung dengan struktur modal, tetatpi tergantung pada arus kas yang dihasilkan oleh aktiva. Artinya tidak ada struktur modal yang baik dari yang lainnya.

Kenyataannya dengan adanya pajak, bunga atas Utang dapat mengurangi pajak, tetapi tidak pada ekuitas. Disinilah letak pentingnya manfaat utang dalam struktur modal, sepanjang da pendapatan yang dikenai pajak dan selama utang tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Pemegang saham dan manajemen sebagai agen mempunyai kepentingan yang berbeda. Pemegang saham mengharapkan adanya peningkatan kekayaan, sedangkan manajer mengharapkan kompensasi yang besar, fasilitas yang lengkap dan perlindungan pekerjaan. Manajemen lebih konservatif dalam penggunaaan modal, manajemen cenderung kurang mengungkit perusahaan. Setiap tindakan manajemen yang mendorong timbulnya caretaker antara nilai potensial dan nilai sebenarnya menciptakan biaya perwakilan.

Manajer lebih banyak mengetahui mengenai perusahaan dibandingkan dengan investor. Investor akan menanggapi sinyal-sinyal yang dikirimi oleh manajer mengenai keuntungan dan nilai korporasi, misalnya harga saham akan disesuaikan dengan sinyal tersebut. Perusahaan yang akan membeli saham kembali akan ditanggapi dengan positif oleh investor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *