SIFAT – SIFAT YANG MEMBAHAYAKAN KEMITRAAN (NETWORKING) DALAM BISNIS

Oleh: Siti Mahmudah, S.Sos., M.Si.

Kemitraan (networking) merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu bisnis. Untuk itu seorang entrepreneur harus memiliki kredibilitas dan kapabilitas.

Seorang entrepreneur yang kredibel tidak hanya diharapkan berlaku adil terhadap hak-hak konsumennya. Tetapi juga terhadap mitra kerjanya, baik mitra kerja setara (sesama entrepreneur) maupun mitra kerja berjenjang (karyawan). Atau dalam istilah lain disebut dengan external customer dan internal customer.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka seorang entrepreneur harus mampu membangun silaturrahmi atau kemitraan dengan sebenarnya. Dan tersirat kepercayaan yang tinggi dari rekan atau partner bisnisnya. Kelana dalam bukunya Muhammad SAW is A Great Entrepreneur (2008: 62-63) menjelaskan hal tersebut.

Sifat-sifat yang harus dijauhi oleh entrepreneur karena membahayakan kemitraan (networking), yaitu:

  1. Menjelek-jelekkan atau bergunjing (black campaign). Kompetitor atau pesaing seringkali diartikan lawan bisnis. Sehingga ketika menggaet customer sering dilakukan upaya menjelek-jelekkan lawan bisnis, seperti iklan/promosi yang saling menghantam satu sama lain.
  2. Membeda-bedakan pelayanan, yaitu dengan memperlakukan customer secara tidak adil. Customer yang berpakaian necis, menggunakan mobil, dan memiliki status ekonomi bagus lebih dilayani dengan baik. Dibandingkan dengan customer yang kurang bonafid.
  3. Berburuk sangka. Berburuk sangka terhadap mitra bisnis bisa menyulut pertentangan dan akhirnya malah mendatangkan kerugian. Buruk sangka terkadang dipicu oleh isu atau berita yang belum tentu kebenarannya. Oleh karenanya seorang entrepreneur harus menjauhi prasangka dan mencari-cari kesalahan orang lain.
  4. Curang dan manipulasi. Perlakuan curang dan manipulasi mungkin saja tidak diketahui oleh mitra bisnis. Akan tetapi perlu disadari bahwa Allah adalah Mahatahu. Karenanya barangsiapa yang melakukan kecurangan dan manipulasi maka akan tercabut keberkahan ikhtiar/usaha yang telah dilakukannya. Dan tidak dipercaya lagi oleh mitra bisnis maupun konsumennya.
  5. Membudayakan sogok (riswah). Sogok atau suap terkadang dilakukan dengan maksud memudahkan urusan. Namun harus diingat bahwa tiada urusan manusia yang tidak terpantau oleh Allah SWT, karena itu Allah SWT telah melarang perbuatan suap ini: “Dan janganlah kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan janganlah kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim-hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahuinya (QS Al Baqarah [2]: 188).

Demikianlah beberapa sifat yang harus dijauhi agar bisnis yang dijalankan bisa meraih sukses. Sebagaimana yang diharapkan dan senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.